YOGYAKARTA— Meski dikenal sebagai Negara sekuler di Barat, namun Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan keagamaan mampu tetap eksis di sana.
Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman, Diyah Nahdiyati menuturkan hal itu terjadi lantaran Muhammadiyah menganggap itu sebagai challenge atau tantangan untuk menyebarkan Agama Islam yang Berkemajuan.
“Kita sebagai muslim dan kader Muhammadiyah untuk mengenalkan Islam yang rahmatan lil’alamin yang bisa diterima dan berintegrasi dengan nilai-nilai lokal yang baik di Jerman. Dan itu pula yang menjadikan semangat kita untuk terus mengembangkan diri,” tuturnya pada (14/1).
Di acara Pengajian Umum PP Muhammadiyah ini, Diyah menjelaskan pengenalan Islam bagi kalangan lokal warga Jerman juga terbantu oleh adanya imigran dari Timur Tengah. Mereka yang awalnya mengenal Islam sebagai agama radikal, terbelakang, kemudian mulai mengubah pandangannya.
Terlebih warga PCIM Jerman yang berasal dari Indonesia mayoritas adalah mahasiswa maupun pelajar semakin membangun image Islam di mata warga Jerman. Bahkan mereka kini tidak lagi segan berinteraksi dengan muslim.
Di sisi lain, keberadaan imigran muslim yang memiliki keahlian di rangkul mereka untuk dijadikan partner dalam pekerjaan. Bahkan Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Jerman sebelumnya menyebut bahwa Islam adalah bagian dari Jerman.
“Karena itu kami bersama-sama bersemangat untuk memajukan, mengenalkan lebih, membawa Islam berkemajuan dalam hal ini Muhammadiyah menjadi suatu organisasi atau gerakan yang resmi diakui di sini,” tuturnya.
Usaha tersebut membuahkan hasil manis, pasalnya pada 30 Juni 2021 PCIM Jerman diakui sebagai organisasi non-profit yang berbadan hukum dan telah didaftarkan secara resmi di Pengadilan Frankfurt, Jerman.
Selain itu PCIM Jerman juga sudah diakui oleh Kantor Pajak Jerman sebagai organisasi non-profit, sehingga kegiatan administratif yang dilakukan oleh PCIM Jerman tidak memerlukan biaya.
Pengakuan yang didapatkan dari lembaga Pemerintah Republik Federal Jerman tersebut di antara adalah pertama, Muhammadiyah dibolehkan melakukan promosi ilmu pengetahuan dan penelitian, mempromosikan toleransi di masyarakat internasional.
Kedua, mempromosikan integrasi dan orientasi masyarakat Islam yang menganut nilai-nilai perdamaian, kemajuan, keadilan dan kemanusiaan. Setelah mendapat pengakuan tersebut, Diyah berharap Muhammadiyah di Jerman semakin berkembang lagi.