MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Setiap tahun, demografi Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan sebanyak 1%. Jika jumlah penduduk saat ini mencapai 275 juta jiwa, maka duapuluh lima tahun ke depan penduduk Indonesia bisa berjumlah lebih dari 300 juta.
Pertumbuhan ini, tentunya membawa tantangan bagi pemenuhan kebutuhan energi, kebutuhan pangan, pekerjaan, dan tempat tinggal yang layak. Sesuai konsep pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s), masalah ini syukurnya telah dibahas dalam Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta, November 2022.
Dalam Gerakan Subuh Mengaji edisi 94 tahun ketiga PWA Jawa Barat, Kamis (2/2) Ketua lembaga hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah, Yono Reksoprodjo menguraikan bahwa SDG’s telah disesuaikan dalam visi gerakan Muhammadiyah lima tahun ke depan (2022-2027) yang membawa slogan “Muhammadiyah Unggul Berkemajuan”.
“Kita sudah menyentuh hal-hal yang esensial di SDG’s. Dari 17 poin SDG’s kalau kita buka, (gerakan Muhammadiyah) masuk dalam kategori expanded impact, impact besarnya menyentuh 9 poin isu yang bisa diterjemahkan dalam enam gerakan, yaitu pengentasan kemiskinan, pelayanan kesehatan, pemberdayaan perempuan, pendidikan untuk semua, peningkatan ekonomi, pelestarian lingkungan,” ungkapnya.
Pada prinsipnya, SDG’s sendiri adalah mempertahankan kualitas hidup manusia agar tidak menurun di tengah munculnya beragam tantangan baru. Meski gerakan Muhammadiyah selama ini telah sesuai SDG’s, namun Yono tetap memandang perlunya sosialisasi fokus gerakan Muhammadiyah lima tahun ke depan.
“Perlu sosialisasi supaya insan Muhammadiyah paham betul bahwa apa yang sudah dilakukan selama ini mengarah ke sana (SDG’s),” tuturnya.
Pengejawantahan fokus program ini, kata dia juga selaras dengan visi ‘Mencerahkan Semesta’ dalam tema Muktamar yang lalu. Karenanya, peran SDG’s diperkuat agar Muhammadiyah lebih leluasa bergerak di ranah global.
“Tujuan Islam berkelanjutan menitikberatkan pada tujuan organisasi untuk bisa dikontribusikan dalam beberapa hal, antara lain pengkhidmatan global dan pengkhidmatan kemanusiaan dan memiliki core impact inklusivitas,” tegasnya.
Fokus gerakan Muhammadiyah dalam lima tahun ke depan sendiri sesuai Tanfidz Keputusan Muktamar ke-48 tahun 2022 dijabarkan dalam empat poin berikut:
1) Terciptanya transformasi sistem gerakan yang maju, profesional dan modrn serta mengakar kuat basis gerakan di era globalisasi dan revolusi teknologi informasi,
2) berkembangnya kualitas dan fungsi/peran organisasi, kepemimpinan dan anggota sebagai subjek gerakan di tengah dinamika keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan,
3) berkembangnya amal usaha yang unggul, mandiri, dan sinergis serta merata di berbagai penjuru tanah air dan mancanegara melalui layanan publik dan standar yang berkualitas,
4) meluasnya hubungan dan kerja sama internasional serta erkembangnya internasionalisasi gerakan di tingkat globlal. (afn)