Situasi ramadan di Jerman tentu sangat beragam di masing-masing kota atau negara bagian. Ramadan kali ini untuk pertama kalinya ornamen ramadan—pernik-pernik lampu hias— dipasang di kota Frankfurt. Ahad sore jam 17.45 waktu kota Frankfurt, walikota Dr. Nargess Eskandari-Grünberg membuka ramadan secara simbolis, menunjukkan solidaritas dan mendorong semangat multikultural di kotanya. Di kota Frankfurt (Frankfurt am Main) sendiri saat ini sekurangnya tercatat ada 120.000 warga muslim yang ikut mewarnai catatan statistik perkembangan Islam di Jerman.
Lalu bagaimana dengan situasi di kota atau negara bagian lainnya?
Situasi serupa pasti juga bisa dirasakan di Köln karena sejak awal menjadi tempat masjid secara terbuka memperdengarkan adzan untuk beberapa waktu Salat wajib. Sama dengan tetangganya, Köln juga salah satu simpul perkembangan Islam di Jerman. Bagian wilayah ini didominasi oleh Muslim keturunan Turki. Namun begitu situasi ramadan bisa dirasakan sangat berbeda di kota München dan di seputaran Bayern. Di kota München warga muslim tidak nampak terlihat di permukaan. Warga Muslim masih berjuang diatas pengakuan angka statistik. Walaupun menurut Imam MFI (Münchner Forum für Islam) jumlah warga Muslim setidaknya 13% dari populasi, namun MFI tidak dapat memberikan angka pasti, walikota pun rasanya enggan untuk mendorong semangat multikultur dan menjadikan Islam sebagai bagian dari masyarakat.
Ini terlihat dengan tidak adanya representasi yang memadai perihal otoritas Islam yang diakui oleh pemerintah kota. Padahal sejak awal komunitas keagamaan Islam—termasuk PM3 Indonesia— dan komunitas Islam lain menjadi bagian dari komunitas Islam di kota München. Tidak pernah ada wadah khusus yang difasilitasi oleh pemerintah kota untuk memberi ruang komunikasi antar komunitas ini. Sehingga ibaratnya warga muslim menjadi centang perenang dan sektarian mengikuti asal negara, aliran dan simpul lainnya. Situasi ini yang membuat awal ramadan di München menjadi “biasa saja”. Tetapi sungguh ini adalah ujian keimanan dan ketakwaan.
Selamat berpuasa!
– Ilham Akhsanu Ridlo, Redaksi muhammadiyah.de