Muhammadiyah Deutschland e.V.
EnglishGermanIndonesian
  • Beranda
  • Organisasi
    • Profil
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Tentang Muhammadiyah Deutschland e.V.
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
      • Organisasi Otonom
    • Ciri Gerakan
      • Dinamika Muhammadiyah Cabang Istimewa Jerman 2007-2021 (Muhammadiyah Deutschland e.v)
      • Gerakan Dakwah
      • Gerakan Islam
      • Gerakan Pembaruan
    • Ciri Khas
    • Ideologi
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Kepribadian Muhammadiyah
    • Program Kerja
    • Lagu Sang Surya
    • Redaksi
  • Keislaman
    • Tuntunan
  • Opini
  • Risalah
    • Saintek
    • Sosial Budaya
    • Seni
    • Ekonomi
    • Politik
  • Galeri Foto
Saturday, June 14, 2025
No Result
View All Result
Muhammadiyah Deutschland e.V.
  • Beranda
  • Organisasi
    • Profil
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Tentang Muhammadiyah Deutschland e.V.
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
      • Organisasi Otonom
    • Ciri Gerakan
      • Dinamika Muhammadiyah Cabang Istimewa Jerman 2007-2021 (Muhammadiyah Deutschland e.v)
      • Gerakan Dakwah
      • Gerakan Islam
      • Gerakan Pembaruan
    • Ciri Khas
    • Ideologi
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Kepribadian Muhammadiyah
    • Program Kerja
    • Lagu Sang Surya
    • Redaksi
  • Keislaman
    • Tuntunan
  • Opini
  • Risalah
    • Saintek
    • Sosial Budaya
    • Seni
    • Ekonomi
    • Politik
  • Galeri Foto
No Result
View All Result
Muhammadiyah Deutschland e.V.
No Result
View All Result
Home Risalah Politik

Riset: isu stunting dan jaminan kesehatan populer saat kampanye pilkada, tapi tak jelas tawaran tata kelola solusinya

Muhammadiyah Jerman Raya by Muhammadiyah Jerman Raya
September 11, 2023
in Politik, Risalah
Resmi! PCIM Jerman Diakui sebagai Organisasi Non-Profit

Ilham Akhsanu Ridlo, Universitas Airlangga

Masalah bayi tengkes (stunting) dan jaminan pembiayaan kesehatan adalah dua isu kesehatan yang populer dalam masa kampanye politik, terutama pemilihan kepala daerah (pilkada).

Riset terbaru saya dari studi kasus pemilihan gubernur Jawa Timur 2018 menunjukkan dari sembilan portal media yang dianalisis masing-masing secara kuantitas paling banyak hanya 6% dari keseluruhan artikel berita kampanye yang membahas isu kesehatan.

Riset ini menganalisis 4.023 berita daring secara retrospektif pada masa kampanye Pilkada Jawa Timur, Maret-Juni 2018, yang diterbitkan portal berita nasional dan daerah.

Kala itu, politikus PDI Perjuangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno bersaing dengan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, yang diusung Partai Demokrat dan partai lainnya, masing-masing sebagai calon gubernur dan wakil gubernur. Khofifah-Emil menang.

Representasi jumlah berita kesehatan itu menyiratkan sejauh mana isu kesehatan mewarnai diskusi politik di tingkat daerah walau prosentasinya di bawah 10%.

Walaupun riset ini mengambil studi kasus selama kampanye Pilkada Jawa Timur tahun 2018, setidaknya ini dapat menjawab bagaimana isu kesehatan ini diangkat sebagai bahan kampanye para politikus untuk meraup dukungan politik.

Pertanyannya: apakah isu tersebut semata-mata hanya menjadi jualan politik atau benar-benar ditujukan untuk menawarkan solusi bagi kesehatan masyarakat?

Media punya peran penting dalam menentukan agenda politik yang perlu disorot oleh politikus dan sebaliknya.

Kesehatan dalam sorotan kampanye politik

Hasil riset tersebut menunjukkan isu tentang jaminan kesehatan khususnya soal BPJS Kesehatan (16,5%) menjadi pilihan populer bagi politikus dalam kampanye pemilihan umum.

Masalah yang juga tak kalah populis adalah menyangkut stunting atau tengkes (28,5%). Dua isu ini menduduki urutan teratas dalam “jualan isu” kesehatan untuk mendulang suara pemilih.

Isu lainnya adalah masalah kesehatan dengan konteks lokal, mulai dari fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, isu gizi buruk, kusta, rokok dan tembakau, perilaku gaya hidup sehat, kehamilan dan menyusui, hingga disabilitas.

Isu kesehatan dalam kampanye politik dipandang sangat kontekstual, tapi sayangnya, isu kesehatan juga sering kali ditampilkan sebagai isu populis oleh para kandidat.

Janji kampanye yang biasanya diucapkan adalah meningkatkan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan sumber daya manusia tenaga kesehatan dan membangun fasilitas kesehatan. Namun, jarang sekali program kesehatan masyarakat dalam kampanye politik disertai dengan konsep tata kelola yang jelas.

Alih-alih memperkuat penanganan tengkes secara komprehensif yang tidak mungkin diperoleh dengan cara instan seperti penanganan gizi buruk, para kandidat sering terjebak pada perdebatan soal perbedaan data.

Kandidat juga menyederhanakan penanganan tengkes dengan program Pemenuhan Makanan Tambahan (PMT). Padahal intervensi program tengkes sangat berbeda dengan kasus lain, karena masalah kesehatan ini terjadi sejak periode sebelum kehamilan.

Karena penyederhanaan itu seharusnya membuat pemilih lebih kritis untuk memastikan janji kampanye tidak sekadar populis, tapi juga ada solusi yang konkrit dan relevan.

Selain itu, kampanye politik sering kali digambarkan sebagai sesuatu yang sangat berbahaya, tidak etis, dan brutal. Semakin populis seorang kandidat, semakin besar kemungkinan ia akan mengarang banyak kebohongan selama kampanye.

Di sisi lainnya, masyarakat pemilih yang tidak memiliki sumber daya untuk memproses informasi yang kompleks, terutama masyarakat pemilih yang tidak terlalu tertarik dengan isu-isu politik.

Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan dengan cermat fakta dan bukti di balik setiap klaim.

Kampanye pemilu nasional juga

Walau kampanye pemilihan umum legislatif dan presiden 2024 baru akan berlangsung pada 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024), isu kesehatan muncul lebih awal seperti di situs Partai Solidaritas Indonesia dalam bahasa “BPJS Gratis”“.

Walaupun ini dinilai mendahului jadwal kampanye resmi partai politik oleh Bawaslu tapi spanduk dan baliho sudah memenuhi beberapa sudut kota.

Persoalan mengenai bagaimana konsep “BPJS Gratis” yang dimaksud dengan relevansi konsep jaminan sosial di Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional pun tidak banyak menjadi konsen dalam perdebatan publik di media sosial.

Isu populer seperti BPJS seringkali diterjemahkan oleh politikus dengan bahasa populer “gratis”, “Kartu Sehat”-nya calon presiden Joko Widodo pada kampanye 2014 dan sejenisnya. Hal ini dapat dipahami ada kesenjangan komunikasi politik jika mereka menggunakan istilah yang lebih operasional misalnya mengenai alokasi anggaran dan ketepatan penggunaan anggaran.

Peran media

Kesehatan, meskipun esensial bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat, terkadang tersingkir oleh isu-isu lain yang dianggap lebih mendesak seperti pembangunan ekonomi dan infrastruktur.

Dalam kaitan dengan kampanye politik, media memiliki peran sentral dalam menentukan agenda publik. Media memainkan peran kritis dalam membentuk opini publik, yang pada gilirannya memengaruhi keputusan politik.

Namun begitu, media bisa memengaruhi hasil pemilu melalui cara mereka meliput berita yang dapat dimanipulasi oleh aktor politik. Politikus menggunakan berbagai taktik, termasuk manipulasi berita dan pemintalan narasi, untuk menciptakan kesan yang menguntungkan bagi mereka.

Di sisi lain, isu kesehatan, meskipun jarang menjadi sorotan utama dalam kampanye, memiliki potensi untuk menjadi agenda politik alternatif.

Penelitian lain menunjukkan bahwa media bertanggung jawab memberikan informasi yang akurat mengenai isu kesehatan kepada publik. Hal ini menegaskan bahwa liputan yang sedikit mengenai isu kesehatan bisa mencerminkan prioritas atau persepsi media terhadap apa yang dianggap penting oleh publik.

Pada era desentralisasi, ruang untuk melakukan eksperimen kebijakan kesehatan hingga tingkat daerah semakin terbuka. Politikus yang ingin mendapatkan suara dalam pemilu sangat penting untuk menyebarluaskan dan mempromosikan model-model kebijakan kesehatan yang berhasil. Model-model ini kemudian dapat direplikasi dan akhirnya diadopsi.

Oleh karena itu, keterlibatan politikus, calon anggota legislatif, calon kepala daerah dan presiden dalam isu kesehatan secara signifikan berdampak pada kesehatan masyarakat.

Meskipun para politikus mungkin hanya memanfaatkan sebagian kecil dari isu kesehatan dalam kampanye mereka, mereka tetap memilih topik kesehatan yang paling dekat dengan pemilih.

Karena kesehatan sebagai kepentingan utama bagi banyak pemilih, penelitian ini mengingatkan bahwa lebih banyak perhatian harus diberikan pada cara isu kesehatan diperkenalkan dan diperdebatkan dalam ranah politik elektoral.The Conversation

Ilham Akhsanu Ridlo, Adjunct assistant professor in Faculty of Public Health, Universitas Airlangga

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

Share62Tweet39Send

Related Posts

Tradisi Debat (Jadal) dalam Sejarah Intelektual Islam
Risalah

Tradisi Debat (Jadal) dalam Sejarah Intelektual Islam

March 13, 2024
Radio-Talk PENNA edisi Desember 2023
Politik

Radio-Talk PENNA edisi Desember 2023

March 11, 2024
Anak Indonesia Mencerahkan Semesta (AIMS)
Berita Muhammadiyah

Anak Indonesia Mencerahkan Semesta (AIMS)

January 2, 2024
Diaspora Indonesia Diharapkan Beri Kontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Berita

Diaspora Indonesia Diharapkan Beri Kontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

September 11, 2023
Resmi! PCIM Jerman Diakui sebagai Organisasi Non-Profit
Opini

Arogansi Ilmuwan

May 6, 2023
Sejarah PCIM Jerman (Muhammadiyah Deutschland e.v)
Politik

Eropa dari Para Filsuf (Das Europa der Philosophen)

May 6, 2023
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Muhammadiyah Deutschland e.V.

Halal BiHalal dan Perkenalan Formatur Terpilih Muhammadiyah Jerman Raya

May 2, 2023
Diaspora Indonesia Diharapkan Beri Kontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Diaspora Indonesia Diharapkan Beri Kontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

September 11, 2023
Muhammadiyah Deutschland e.V Gelar Inisiasi Hizbul Wathan Bahari di Jakarta

Muhammadiyah Deutschland e.V Gelar Inisiasi Hizbul Wathan Bahari di Jakarta

February 8, 2023

Waktu Sholat Saat Musim Panas di Jerman/Eropa

June 20, 2022
Resmi! PCIM Jerman Diakui sebagai Organisasi Non-Profit

Laporan Program ZISWAF Ramadhan 1446 H: Menebar Kepedulian, Merajut Solidaritas Umat

0

Oil Heads for Best Weekly Gain in Month on Keystone Disruption

0

Inside the Chinese Bitcoin Mine That’s Grossing $1.5M a Month

0

Uber Hacking: Customers Not at Risk of Financial Crime, Says Minister

0
Resmi! PCIM Jerman Diakui sebagai Organisasi Non-Profit

Laporan Program ZISWAF Ramadhan 1446 H: Menebar Kepedulian, Merajut Solidaritas Umat

April 26, 2025
Musyawarah Cabang Istimewa PCIM Jerman 2025: Menguatkan Pengorganisasian dan Peran Diaspora Muhammadiyah di Jerman

Musyawarah Cabang Istimewa PCIM Jerman 2025: Menguatkan Pengorganisasian dan Peran Diaspora Muhammadiyah di Jerman

April 21, 2025
Resmi! PCIM Jerman Diakui sebagai Organisasi Non-Profit

Two reasons behind the dwindling roles of Indonesia’s two largest Muslim organisations in urban communities

March 29, 2025
Hadits 8 Penyebab Kufur Nikmat 

Jadi, Muhammadiyah itu Golongan Asy’ariyah atau Salafiyah?

March 29, 2025
  • Beranda
  • Kontak
  • Redaksi

© 2022 Muhammadiyah Deutschland e.V. - PCIM Jerman Raya

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Organisasi
    • Profil
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Tentang Muhammadiyah Deutschland e.V.
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
      • Organisasi Otonom
    • Ciri Gerakan
      • Dinamika Muhammadiyah Cabang Istimewa Jerman 2007-2021 (Muhammadiyah Deutschland e.v)
      • Gerakan Dakwah
      • Gerakan Islam
      • Gerakan Pembaruan
    • Ciri Khas
    • Ideologi
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Kepribadian Muhammadiyah
    • Program Kerja
    • Lagu Sang Surya
    • Redaksi
  • Keislaman
    • Tuntunan
  • Opini
  • Risalah
    • Saintek
    • Sosial Budaya
    • Seni
    • Ekonomi
    • Politik
  • Galeri Foto

© 2022 Muhammadiyah Deutschland e.V. - PCIM Jerman Raya